Menggapai Kedamaian Hati di Senja Hari
Kaki melangkah menuju arah matahari tenggelam. Warna langit berubah dari orenge berlahan-lahan berubah menjadi abu-abu. Cahaya matahari sudah mulai hilang dan berganti malam. Suara adzan menggema dari masjid dusun tempat aku tinggal. Suara itu seakan memanggil jiwa dan ragaku mengambil air wudhu lalu melaksanakan ibadah sholat magrib.
Namun, jari tangan masih menempel diatas layar handphone menari-nari memilih huruf yang akan ditekan menjadi rangkaian kalimat. Ada kata hati mengatakan "berhenti sejenak, nanti dilanjutkan lagi menulisnya. Sholat magrib dulu," bisikan hati berkata.
Air wudhu nan segar membasahi wajah, tangan dan kaki memberikan kesegaran dan kedamaian dalam hati dan pikiran. Rasa kebahagiaan tidak terkira ketika wajah menunduk melihat sajadah yang telah dibentangkan. Segenap jiwa, hati dan pikiran tertuju kepada Allah SWT.
Bacaan sholat secara berlahan keluar dari mulutku. Secara sadar dan penuh pengharapan bermunajat kepada Maha Pencipta dan Maha Kuasa. Kekuasaan-Nya meliputi alam semesta beserta isinya.
Kedamaian hati dan pikiran. Terasa hidup kembali setelah melewati untaian kata-kata bermunajat kepada Allah SWT. Ketenangan ini mencapai bangkitnya kembali tenaga yang akan habis setelah seharian digunakan beraktifitas. (Sofyan)
0 komentar