Optimalisasi Potensi Diri
Oleh: Sofyan Yuli Antonius
Setiap manusia dilahirkan di dunia ini sudah memiliki bekal hidup yang diberikan Allah SWT. Bekal tersebut berupa daya potensi diri yang disebut kecerdasan. Potensi diri ini merupakan anugerah Allah SWT bagi manusia agar dalam mengarungi hidupnya mampu bertahan. Selain itu, Allah SWT juga membekali manusia berupa fisik atau jasmani yang menjadi sarana atau media penghubung antara makhluk yang ada di dunia.
Banyak di antara manusia kurang mengetahui berapa besar potensi diri yang dimiliki. Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa sampai saat ini manusia hanya sedikit menggunakan potensi dirinya untuk berkarya yakni kurang dari 10% saja. Bisa dibayangkan betapa hebatnya jika manusia dapat mengembangkan potensi diri secara maksimal tentu manusia akan menjadi manusia hebat dalam bidangnya sesuai potensi dimiliki.
Ketidaktahuan tentang potensi yang dimiliki inilah manusia kurang memperhatikan potensi diri kebanyakan menganggap potensi diri akan terbentuk sendiri sejalan dengan kehidupan yang dijalaninya.
Selain ketidaktahuan potensi yang dimiliki, manusia malas belajar untuk mengembangkan potensi diri karena sudah merasa puas apa yang sudah dimiliki sekarang dan sudah merasa tidak perlu belajar lagi.
Ada juga hambatan pengembangan potensi diri yaitu lingkungan tidak mendukung sebagai contoh seorang anak sejak usia 3 tahun sudah senang berbicara sendiri, cerita apa yang dilihat dan didengar dari lingkungannya tapi orang tua tidak tanggap dengan anaknya. Orang tua sering menganggap anak ini cerewet sok ingin tahu karena orang tua tidak bisa memahami ketika anak bertanya maka orang tua menyuruh anaknya diam seribu bahasa. Akibatnya anak tidak peduli lagi dengan orang tua padahal anak sudah punya bakat kecerdasan linguistik atau bahasa yang dapat dikembangkan potensinya melalui diajak mendongeng bercerita dunia anak-anak, bermain apa saja terkait perbanyak perbendaharaan kosakata. Dengan begitu potensi diri anak muncul serta dapat dikembangkan selanjutnya menjadi publik speaking atau sekolah bahasa, hafalan Alquran, hafalan bahasa dan sebagainya.
Ada juga hambatan potensi diri tidak berkembang baik ketika diri ini tidak mampu menerima masukan atau kritikan dari orang lain. Kritikan dianggap sebuah hal yang menjatuhkan padahal sebaliknya orang lain ingin diri kita lebih baik lagi dan potensi diri lebih bisa terasah kembali.
Begitu pula perasaan takut gagal sebelum melangkah juga bisa menjadi penghambat pengembangan potensi diri perasaan ini muncul ketika mendapatkan pekerjaan baru yang belum pernah ditangani sebelumnya. Kalau rasa takut ini menghantui akan menjadikan diri menolak tawaran tersebut. Sebaliknya kalau kita merasa berani dan itu menjadi tantangan peluang untuk mengubah dan mengembangkan diri akan menjadi sebuah hal yang bagus. Kalau pun nanti ada gagalnya itu bisa dijadikan pembelajaran sebuah proses yang baru dengan belajar dan terus belajar tanpa mengenal lelah.
Bagaimanapun hambatan-hambatan yang menghalangi perkembangan potensi diri haruslah bisa mengatasi segala hambatan itu secepatnya sehingga potensi diri yang dimiliki bisa berkembang optimal semoga. (*)
0 komentar