Selama Pandemi Covid-19, Pembeli Datang Tidak Banyak



Selama Pandemi Covid-19, Pembeli Datang Tidak Banyak

"Sudah seminggu ini dagangan bubur kacang ijo jualannya tidak lancar. Dagangannya masih tidak habis dijual. Saya bagi-bagikan saja kepada yang membutuhkan. Karena kalau tidak dibagi itu dagangan makanan harus habis sekali jual. Besok membuat dagangan baru. Kalau yang beli sedikit akhirnya kehabisan modal untuk beli bahan baku. Makanya sepakat dengan anak setiap hari Sabtu libur yang jualan. Eman-eman modalnya bisa digunakan untuk jualan hari Minggu,"

Itulah ungkapan hati dan pengalaman yang dirasakan ibuku pada saat ini. Selama seminggu ini dagangan bubur kacang ijo masih terus kalau jualan. Langganan yang setiap pagi datang jarang nampak membeli.

Kata ibuku semenjak isu ada warga sekitar tempat jualan terpapar Covid-19 pembeli takut membeli. Bahkan pernah ada juga pembeli yang sempat bertanya pada ibuku memastikan bahwa ada warga sekitar tempat jualan terpapar virus yang sedang mewabah ini. Ibuku langsung menceritakan kalau itu hanyalah isu yang tidak benar. Karena semua keluarga yang diisukan terpapar covid-19 itu ternyata setelah dites hasilnya negatif. Sedangkan orang yang diisukan juga hasil laboraturium ketika salah satu anggota keluarga meminta keterangan tidak ada jawaban dari pihak rumah sakit.

Ternyata sungguh luar biasa dampak yang dirasakan para pedangan tidak hanya ibuku saja dengan adanya wabah covid-19 ini. Bulik dan om yang jualan di desa pun juga merasakannya. Daganganya sepi pembeli.

Langkah yang dilakukan sementara ini hanyalah mengurangi jualannya. Kalau biasanya ibuku jualannya itu 5 kilo bubur kacang ijo dikurangi jadi 3 kilo saja. Begitu juga dengan ketan hitamnya. Kalau biasanya jualan 3 kilo dibuat 1 kilo saja sekali jualan.

Kata ibu, berdoa kepada Allah SWT memohon agar dagangannya yang dijual bisa laris laku seperti sedia kala. Sehingga bisa digunakan untuk nafkah memenuhi kebutuhan hidupnya. (Sofyan Yuli Antonius)

0 komentar