Serambi Masjid Tempatku Berteduh



Serambi Masjid Tempatku Berteduh

Perjalanan panjang menyusuri jalan utama desa maupun kota sudah menjadi rutinitas pekerjaan yang sedang dijalankan saat ini. Ibarat seorang musafir yang berjalan tidak mengenal waktu berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya. Pekerjaan ini sudah saya jalankan belasan tahun. Namun itulah kebahagiaan yang saya rasakan bisa melihat dunia luar yang indah nan mempesona. 

Hamparan sawah, pertokoan, lalu lalang kendaraan, pejalan kaki bahkan pedagang kali lima maupun pedagang keliling sering dijumpai. Ternyata saya berjalan menembus jalanan desa ke kota dan sebaliknya tidak sendiri. Banyak orang yang sama senasib dan seperjuangan mencari rejeki menerobos jalanan sunyi maupun ramai.

Apakah perjalanan ini cukup melelahkan? Jawabku bisa ya bisa tidak. Bisa ya kalau perjalanan ini dianggap melelahkan. Tapi bagi saya perjalanan ini cukup menyenangkan karena sudah menjadi rutinitas harian hingga sudah terasa seperti biasa saja menempuh perjalanan setiap hari berpuluh kilo meter. 

Baca juga: Beri Pelayan Diri Sendiri Hidup Akan Bahagia

Perjalanan ini terhenti ketika waktu istirahat di sebuah masjid. Selesai melaksanakan ibadah sholat Dhuhur waktu yang pas untuk melepaskan lelah beristirahat di serambi masjid. Walau hanya sebentar saja mampu mengilangkan rasa lelah di badan dan memulihkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan kembali.

Begitu pula jika hujan turun. Di serambi masjid saya berteduh karena di sinilah tempat yang nyaman dan damai di hati. Ketika waktu sholat tiba tidak susah mencari masjid karena sudah berada di masjid. Masjid tempat yang nyaman untuk beribadah dan berteduh.

Seperti saat ini tulisan ini ditulis juga memanfaatkan waktu berteduh di masjid depan kantor kecamatan Giriwoyo. Sembari istirahat dan berteduh karena hujan deras mengguyur daerah Giriwoyo. Berteduh bisa digunakan untuk menghasikan karya tulisan. (Sofyan)

Baca juga: Ingin Jadi Profesor Komunikasi


0 komentar