Bahagia dan Sejahtera Diibaratkan Segelas Lemon Tea



Bahagia dan Sejahtera Diibaratkan Segelas Lemon Tea

Oleh: Sofyan Yuli Antonius

Kebahagiaan dan kesejahteraan menjadi tujuan dari hidup manusia. Untuk meraih tujuan tersebut dibutuhkan rasa ikhlas dari hati yang paling dalam. Rasa ikhlas terhadap sesuatu apapun yang diterima pada diri sendiri. Karena rasa sejahtera dan bahagia itu hanya diri sendiri yang merasakan.

Orang mencari kebahagiaan dan kesejahteraan dengan berbagai cara. Ada yang menemukan rasa bahagia dan sejahtera ketika banyak harta dan materi. Ada yang melalui mimpi yang terwujud jadi kenyataan. Ada juga melalui berbagi materi dan ilmu yang dimiliki kepada orang lain. 

Kesejahteraan dan kebahagiaan seseorang tergantung dari berbagai sudut pandangnya. Setiap orang punya cara pandang berbeda-berda antara orang satu dengan lainnya. Ibaratnya ketika saya merasakan minum lemon tea itu bisa membuat saya bahagia dan merasa sejahtera itu sudah cukup membuat saya puas. Itu contoh kecilnya.

Oleh karena itulah, dari hal kecil yang sudah ada bisa membuat hidup ini terasa bahagia jika rasa syukur terus dipanjatkan dan diresapi secara mendalam. Di sinilah sebagai manusia diharuskan untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt. Sesuatu hal yang dianggap kecil ternyata mampu membuat hati dan perasaan selalu bahagia serta sejahtera.

Kebahagiaan hanya bisa dirasakan dengan ketenangan pikir dan jiwa. Untuk mendatangkan ketenangan pikir dan jiwa perlu proses penenangan diri bisa melalui ibadah sholat, meditasi, senam yoga dan lain sebagainya. Selain itu ketika dihadapkan suatu yang dianggap itu masalah tetap tidak tergesa-gesa selalu sabar dan semua dikembalikan kepada Allah Swt. 

Orang berobsesi boleh saja akan tetapi obsesi itu jangan membuat kita terjebak dalam lingkaran permasalahan yang membuat hati ini kehilangan rasa bahagia. Sebab obsesi ini berasal dari dorongan mimpi yang begitu kuat di pikiran alam bawah sadar. Jika obsesi ini tidak dapat diraih biasanya dapat menghambat keluarnya rasa bahagia dari dalam diri. (*)


0 komentar